online stats

Selalu Mengingat Allah Dalam Keadaan Apapun

Sebagai bahan renungan saja, ketahuilah wahai saudaraku! Amal-amal kita yang banyak belum tentu bisa menjamin kita selamat di akhirat kelak. Apalagi Iblis pun bersumpah, bahwa dia sampai hari kiamat nanti akan selalu berusaha menyesatkan kita, selayaknya kita harus lebih waspada. Kita lihat firman-Nya:


ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (Qs. 7:17)

Dalam bab ini saya tidak membahas ayat diatas, hanya sebagai patokan saja untuk mengingatkan  diri saya sendiri khususnya. Saya teringat dengan sebuah hadist, dahulu kala Rasulullah Shallallahu' alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh Siti Aisyah Radiyallaahu' anhu, begini kiranya:


حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَهَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنْ ابْنِ قُسَيْطٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَت كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلَاهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورً

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] dan [Harun bin Sa'id Al Aili] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengkhabarkan kepadaku [Abu Shakhr] dari [Ibnu Qusaith] dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] berkata: Bila shalat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri hingga kaki beliau bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, kenapa Tuan melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa Tuan yang telah berlalu dan yang dikemudian. Beliau bersabda: "Apakah aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?"  (Shahih Muslim No. 5046)

Masya Allah, sungguh mulia akhlak beliau. Bukankah hal ini  patut untuk dijadikan contoh? Pelajaran yang kita ambil dari sini adalah bahwa manusia itu sebenarnya lemah dihadapan Allah. Kita tidak perlu merasa bangga dengan apa yang bisa kita lakukan, atau apa yang kita punya karena tidak akan bisa memberi manfaat atau mudharat sedikitpun kepada siapapun juga tanpa izin-Nya.  bahkan sehelai daun pun bisa jatuh karena adanya izin Allah, kita lihat firman-Nya:


وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu."(Qs. 6:17) 


وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula) dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Loh Mahfuz)." (Qs. 6:59)


Perhatikan ayat diatas, ini menunjukan bahwa kita semua adalah milik-Nya (di langit dan di bumi). Semua urusan kita ada ditangan-Nya, semua bergantung pada-Nya, sesuai dengan sifatnya Yaa Shomad (Yang Maha dibutuhkan). Pada kalimat "langit dan bumi" sering dibahas di dalam qur'an, bahkan Allah seringkali bersumpah terhadap apa yang Dia ciptakan. Kalimat "langit dan bumi" ini artinya mencakup seluruh ciptaan-Nya yang ada di langit dan di bumi yang dijelaskan melalui ayat-ayatnya seperti contoh ayat diatas, atau melalui perantara gaib yang kita tidak mengetahuinya. Dan sumpah-Nya nyata sesuai dengan ilmu-Nya, maksudnya setiap objek yang Dia jadikan sumpah itu pasti bisa dipertanggung jawabkan (amanah). Contoh: ketika Dia bersumpah dengan waktu, kita memang tidak bisa melawan waktu (rugi). Atau misalnya ketika Dia bersumpah dengan matahari dan bulan, kita juga tidak bisa merubah malam jadi siang atau sebaliknya. Pertanyaannya untuk Apa? Agar menjadi saksi di dunia dan di akhirat perihal kebesaran-Nya.

Tentunya Allah menciptakan semuanya melainkan pasti ada maksudnya. Itulah hikmah diturunkannya para nabi dan rasul, sesungguhnya nabi datang kepada kita sebagi pembawa kabar gembira dan sebagi pemberi peringatan. Oleh sebab itu, tidak ada alasan kelak nanti di akhirat buat orang-orang yang berpaling.

Banyak sekali ayat yang mengatakan Allah berkuasa atas segala sesuatu, seperti dalam ayat diatas (surat Al An'am : 17) dijelaskan jika Dia menghendaki kebaikan, perlu dicatat, artinya segala macam kebaikan itu dari-Nya bukan milik kita. Karena Dia Maha Segalanya, jadi kita bisa berbuat baik atau melakukan amal soleh apapun itu karena Dia menghendaki kebaikan. Oleh sebab itu, kita tidak perlu merasa bangga terhadap apapun yang kita lakukan. Ditegaskan sebelumnya dalam ayat diatas, seandainya kita tertimpa masalah atau mudharat tidak ada yang bisa menghilangkannya kecuali Dia sendiri. Ini adalah bukti kunci-kunci kebaikan adalah milik-Nya. Lalu bagaimana jika kita ditimpa masalah atau mudhorot? Inilah wilayah Rahman Allah, Dia berkuasa atas segala sesuatu karena Dia yang menciptakan kita, yang memiliki kehendak dan Maha Mampu. Namun, disisi lain Dia Maha Bijaksana, kita lihat firman-Nya:



وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

"Dan katakanlah: " Kebenaran itu datang-nya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek."  (Qs. 18:29)


Allah Subhanahu' Wa Ta'ala sungguh bijaksana, Dia memberi pilihan kepada siapapun. Jadi kita tidak bisa menyalahkan-Nya sedikitpun. seandainya kita berbuat buruk atau apapun yang terjadi pada kita buruk itu karena pilihan kita. Jadi ketika Allah menetapkan hukum (Qur'an dan Sunnah), ada wilayah yang sifatnya nyata yang wajib kita imani kebenarannya termasuk takdir. Dan adapula wilayah yang sifatnya syar'i yang wajib pula kita jalankan supaya kita ditakdirkan baik. Contoh ketika Dia memberi ujian kepada kita berupa kekurangan harta, masalah istri atau anak itu ketetapan Allah. Syariatnya kita sabar, doa, dan sebagainya.

Semua yang kita lakukan itu sudah ada catatannya, bahkan sebelum kita dilahirkan. Perhatiakan Ayat diatas pada surat (Al-An'am ayat 59), sehelai daunpun yang jatuh atau apapun yang ada di langit dan di bumi Allah sudah lebih tahu dan sudah ada catatannya sesuai dengan sifat-Nya Yang Maha Mengawali. Lalu pertanyaannya apakah kita dicatat baik atau buruk? Itulah kita yang memilih, baik yang baik atau yang buruk sudah ada catatannya. Kelak akan diberitakan dalam kitab illiyyin buat yang berbuat baik  dan kitab sijjin yang berbuat buruk sebagi rangkuman. Dan Kitab induknya adalah Loh Mahfuz semua catatan tentang kita sebelum dilahirkan, dan hanya Allah saja yang tahu. Kita lihat firman-Nya:


كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَوَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَكِتَابٌ مَرْقُومٌيَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ
"Sijjin dan Illiyyin adalah dua kitab yang disebutkan dalam qur'an Sijjin merupakan kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang durhaka (Qs.[83]:7-8), sedangkan Illiyyin merupakan kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang berbakti, yang disaksikan malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah."(Qs. [83]:18-19).


إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Loh Mahfuz)." (Qs. 36:12)


فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (Qs 91:8)
Patutkah kita risau? yang patut kita risau adalah kalau kita melakukan hal-hal yang tidak sesuai atau tidak diridhoi-Nya atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Wahai Saudaraku! Sesungguhnya Allah selalu menginginkan yang terbaik buat kita. Karena Dia Maha  Mencintai, Menyayangi dan segala  macam sifat-Nya yang terpuji baik yang diketahui ataupun yang tidak Jangan pernah kita berprasangka buruk sedikitpun pada-Nya karena Dia Maha Sempurna kesucian-Nya. Kita wajib mengimani takdir-Nya; yang baik karena Allah menghendaki kebaikan pada kita, yang buruk karena kita yang memilih perhatikan firman-Nya:

 مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi."(Qs. 4:79)
 
Patut direnungkan tentang apa yang kita lakukan, pasti ada hikmahnya! Seandainya Allah mau mengadzab kepada seluruh penduduk langit dan bumi dalam waktu bersamaan, dalam keadaan apapun, dan dimanapun, tetap Dia tidak bisa dikatakan berbuat dzholim sedikitpun pada ciptaan-Nya karena sifat-Nya (Yaa Hakim) yang Maha Bijaksana penuh dengan hikmah, sekaligus Dia-pun Yang Maha memelihara (Yaa Muhaimiin). Tidak ada yang sia-sia, hanya orang yang mau berpikir saja yang akan mendapat petunjuk. Sekali lagi, tidak ada yang sia-sia, kita lihat firman-Nya:
 
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi. Dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Alah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang pencipataan langit dan bumi (seraya berkata) : "Ya Tuhan kami, tidakalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Qs. 3:190-191)
                                                                                               
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | |
Copyright © 2011. Galeri ku - All Rights Reserved
Template Created by Published by Galleriku
Proudly powered by Blogger