Dakwah mengajak kepada Allah adalah kewajiban termulia dan urusan terpenting. Manusia sangat membutuhkan amalan yang sangat mulia ini, baik kaum muslimin maupun kepada orang-orang kafir.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz menerangkan, “Allah telah menerangkan cara berdakwah dan metodenya dalam kitab-Nya dan melalui Rasul-Nya dalam hadits-haditsnya. Yang paling jelas menerangkan masalah ini adalah firman-Nya:
Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan peringatan yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang baik.” (an-Nahl: 125)
Seperti halnya Nabi Muhammad dalam menyeru umat manusia kepada islam telah dibekali dengan ilmu, keyakinan, serta dalil-dalil yang kuat sehingga mampu mengislamkan bangsa Arab yang terkenal keras itu atas izin Allah.. Firman Allah dalam surat yusuf ayat, 108 :
“ Katakanlah, inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Mahasuci Allah dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik’
Mengingat fungsi dan peran dakwah yang demikian penting dan menentukan, maka dakwah dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya harus dipahami secara tepat dan benar, sejalan dengan ketentuan al-Qur’an, sunnah rasul, dan, siroh nabawiyah yang berisikan petunjuk bagaimana dakwah itu dilakukan, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang istiqomah dan tangguh dalam menyeru manusia kepada Agama Allah; serta mampu melahirkan tatanan hidup masyarakat yang Islami. mengetahui berbagai metode dakwah dan perkembangannya; menjalankan kegiatan dakwah dengan memperhatikan metode dan tehnik dakwah yang tepat untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Dan tentunya dengan mengetahui ilmu dakwah dalam melakukan dakwah yang efektif dengan tujuan utama demi mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat melalui penyebaran dan pengamalan ajaran agama islam.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl : 125)
Ayat ini menjelaskan tentang perintah untuk berdakwah yang disertai dengan metode-metode terbaik dalam berdakwah. Yakni dengan hikmah, mau’idzoh hasanah, serta mujadalah hasanah.Dan masih banyak ayat-ayat lain yang dijadikan dasar dalam berdakwah.Selanjutnya yang menjadi dasar sesorang dalam berdakwah adalah dengan mengetahui sirah nabi Muhammad Saw. Yakni dengan cara mengetahui mengetahui perjuangan Rasulullah SAW.
Dalam menegakkan amanat risalahnya, mengetahui prinsip dan langkah-langkah perjuangannya, Juga dengan mempelajari metode atau tekhnik apa saja yang digunakan Nabi dalam berdakwah semasa hidupnya. Semuanya itu merupakan dasar- dasar utama bagi seseorang dalam berdakwah. Ini penting karena Nabi Muhammad sendiri adalah contoh paling ideal bagi para da’i yang menyeru kepada agama Allah.Kemudian sirah sahabat, yakni dalam rangka melihat berbagai cara mereka dalam menyembarkan agama Islam. Meliputi Sirah Khulafa’ Rosyidiin ,Abu Bakar, Umar ibn Khatab, Utsman bin Affan, Ali ibn Abi Thalib beserta para shahabat lainnya yang dekat dengan dengan Rasulullah, sebagai rijal ad-da’wah dan figur-figur hasil binaan, gemblengan dan kaderisasi Rasulullah SAW.
Adapun operasionalisasi yang dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut: Dakwah bi al-kitabah yaitu berupa buku, majalah, surat, surat kabar, spanduk, pamplet, dan sebagainya, juga dengan menggunakan dunia maya/internet sebagai media dakwah. Dakwah bi al-lisan, meliputi ceramah, seminar, diskusi, khutbah, saresehan, obrolan, dan sebagainya.Dakwah bi al-hal, yaitu berupa prilaku yang sopan (qudwah hasanah) sesuai ajaran Islam, memelihara lingkungan, dan lain sebagainya.
Dalam rangka keberhasilan dakwah di era global sekarang ini di butuhkan profil berikut ini, yaitu: memiliki komitmen tauhid, istiqamah dan jujur, memiliki visi yang jelas, memiliki wawasan keislaman, memiliki kemampuan memadukan antara dakwah bi al-lisan dengan dakwah bi al-hal, sesuai kata dengan perbuatan, berdiri di atas semua paham dan aliran, berpikir strategis, memiliki kemampuan analisis interdisipliner, sanggup berbicara sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Dan yang terakhir, dakwah yang harus kita usung adalah bersifat tawazun yang berarti kita menyeimbangkan semua aspek yang ada dalam dakwah. Karena kita meyakini bahwa Islam itu menyeluruh, tidak bisa kita hanya ekstrem di salah satu sisi. Kita harus seimbang dan memfokuskan pada semua aspek.
Wallahu a’lamu bish-shawab.
Posting Komentar